Blog AWS Indonesia

Strategi dan Praktik Terbaik Migrasi Centralized Crypto Exchange ke AWS

Artikel ini ditulis bersama dengan AWS Web3 Worldwide Specialist Organization: Nikolay Vlasov dan David-Paul Dornseifer

Artikel ini merupakan bagian kedua dari seri artikel yang mengeksplorasi arsitektur centralized crypto exchange (CEX) dan praktik terbaik beserta studi kasus migrasi CEX ke AWS.

Bagian pertama dari seri ini memperkenalkan arsitektur untuk menjalankan CEX di AWS. Pada artikel ini, kami akan membahas strategi dan praktik terbaik untuk melakukan migrasi workloads CEX ke AWS.

Strategi ini berasal dari proyek migrasi yang telah kami lakukan dengan sukses dari CEX Indonesia. Kami akan berfokus pada pengalaman praktis dan pembelajaran yang kami dapatkan dari migrasi aktual yang dibangun di atas panduan preskriptif untuk migrasi skala besar. Wawasan yang akan kami bagikan ini akan membantu baik CEX maupun high-performance trading platforms lainnya.

Pada artikel ini, Anda akan mempelajari bagaimana merencanakan migrasi ke AWS secara strategis, menjalankannya dengan aman, dan memvalidasi keberhasilan melalui pengujian. Anda akan mendapatkan bagaimana praktik terbaik untuk penerapan multi availability zone atau multi-AZ, konfigurasi penskalaan otomatis, dan manajemen database. Kami juga akan menunjukkan cara melakukan cutover yang baik dan bagaimana mengoptimalkan workloads pasca-migrasi.

Rancang dan Rencanakan Migrasi ke AWS

Bagian ini menunjukkan langkah-langkah penting untuk merencanakan pemindahan workloads Anda, mulai dari memetakan desain sistem hingga menyiapkan akun AWS dan memeriksa kuota layanan.

Langkah 1: Dokumentasikan desain arsitektur workload Anda sebelum migrasi ke AWS

Migrasi ke AWS dimulai dengan mengetahui pengaturan CEX Anda saat ini. Sebelum migrasi, Anda perlu merencanakan bagaimana sistem dapat mengimplementasikan standar keamanan yang kuat, menyiapkan system yang membutuhkan ketersediaan tinggi, dan dapat diskalakan sesuai dengan kebutuhan. Dengan memetakan area utama ini, Anda dapat membangun workloads di AWS yang tumbuh sesuai dengan kebutuhan Anda, dan sesuai dengan well architected framework. Temukan referensi arsitektur di Bagian 1 dari seri ini.

Desain struktur organisasi dan tata kelola akun AWS 

Sebelum memulai migrasi, penting untuk membuat kerangka kerja AWS Organizations yang terstruktur dengan baik. Anda perlu menyiapkan akun manajemen Anda beberapa hari sebelum migrasi dimulai, karena akun memerlukan konfigurasi manual, termasuk di antaranya metode pembayaran. Gunakan AWS Organizations untuk mengelola banyak akun AWS secara efektif. Struktur dari AWS Organizations Anda perlu mencerminkan kebutuhan bisnis Anda, dengan akun AWS yang berbeda untuk tujuan yang berbeda, misalnya pisahkan akun berdasarkan unit bisnis atau lingkungan SDLC. Tempatkan akun AWS sesuai dengan struktur organisasi agar tiap workloads terisolasi dengan baik. Amankan root user dan gunakan hanya untuk kepentingan tertentu, seperti mengubah pengaturan akun atau menutup akun.

Gunakan AWS Control Tower dalam menstandarisasi pembuatan dan pengelolaan akun, untuk memastikan semua akun mematuhi persyaratan peraturan dan standar keamanan.

Security dan compliance membentuk fondasi yang kuat untuk organisasi AWS Anda. Service control policies (SCPs) membantu mempertahankan kontrol dengan membatasi aktivitas pengguna di akun AWS Anda agar tidak melewati kebijakan organisasi (guardrail). Anda dapat membatasi tindakan tertentu seperti membatasi pengguna untuk hanya menggunakan satu region tertentu seperti region Jakarta dan memberikan perlindungan penghapusan terhadap database production. Backup Policy memastikan backup data yang konsisten di semua akun, sambil mempertahankan kepatuhan terhadap persyaratan retensi dan standar pemulihan bencana.

Desain untuk ketersediaan tinggi 

Perlu diingat bahwa workloads CEX perlu mempertahankan operasi yang berkelanjutan. Ini berarti menggunakan layanan di lebih dari satu Availability Zone (AZ). Siapkan database (Amazon Relational Database Service (Amazon RDS)) dengan kemampuan failover otomatis untuk meminimalisir downtime. Distribusikan layanan komputasi aplikasi (Amazon Elastic Compute Cloud (Amazon EC2), Amazon Elastic Kubernetes Service (Amazon EKS), atau Amazon Elastic Container Service (Amazon ECS)) di beberapa zona untuk memastikan kelangsungan workloads CEX. Ingat bahwa Amazon Simple Storage Service (Amazon S3) secara otomatis menyimpan data di beberapa zona untuk keperluan redundansi.

Referensi:

Rencanakan penskalaan workloads 

Workloads CEX melayani jutaan pengguna dan memproses volume transaksi dengan jumlah yang sangat besar. Strategi penskalaan harus mencakup Amazon EC2 Auto Scaling (EC2, ECS, EKS), ECS Service Auto Scaling (ECS), Kubernetes Horizontal Pod Autoscaler (EKS) agar aplikasi dapat menangani berbagai workloads. Pertimbangkan untuk menggunakan kombinasi instances EC2 on-demand dan spot untuk mengelola biaya secara efektif. Untuk database, solusi seperti Amazon Aurora Serverless dapat membantu menangani pola transaksi yang tidak terduga.

Referensi:

Minimalkan dampak latensi dalam migrasi multi-cloud

Saat kita membahas tentang workloads CEX, latensi adalah faktor yang sangat penting. Ketika Anda menjalankan CEX di lingkungan multi-cloud, maka latensi antar cloud dapat memberikan dampak negatif pada kinerja aplikasi dan pengalaman pengguna. Misalnya ketika aplikasi berjalan di AWS sementara database berada di penyedia cloud lain, peningkatan latensi akan berdampak signifikan pada kinerja aplikasi. Untuk meminimalisir dampak ini, prioritaskan untuk melakukan migrasi sebagai unit lengkap (aplikasi dan database sebagai kesatuan) ke AWS dan batasi penggunaan lintas cloud. Ukur peningkatan latensi dan dampaknya terhadap workloads CEX apabila penggunaan lintas cloud tidak dapat dihindari.

Optimalkan Kinerja Jaringan dengan Grup Penempatan Cluster 

Untuk memproses hot paths pada trading systems di mana setiap detiknya berharga, latensi jaringan antar instance akan berdampak sangat signifikan. Amazon EC2 cluster placement groups (CPGs) membantu mengoptimalkan jalur penting ini dengan menempatkan instance Amazon EC2 berdekatan satu sama lain di Availability Zone yang sama, sehingga mengurangi jarak jaringan fisik antar komponen. Dengan menerapkan CPGs secara strategis sepanjang pemrosesan hot paths, sistem perdagangan dapat mencapai kinerja jaringan latensi yang lebih konsisten dan lebih rendah, yang sangat penting untuk operasi CEX.

Referensi:

Langkah 2: Terapkan security foundation untuk akun AWS Anda

AWS menempatkan keamanan sebagai aspek fundamental dengan menyediakan panduan komprehensif seperti AWS Cloud Adoption Framework Security dan Security Pillar – AWS Well-Architected Framework untuk membantu Anda mengimplementasikan praktik keamanan terbaik.

Setelah menetapkan struktur organisasi AWS, langkah berikutnya adalah mengatur akses tim untuk mengelola resources di AWS. AWS IAM Identity Center memungkinkan administrator memberikan atau mencabut akses ke resources di AWS dan aplikasi cloud dengan efisien. Layanan ini menawarkan single sign-on (SSO) terintegrasi dengan Microsoft Active Directory atau penyedia identitas cloud lainnya. Dengan dukungan identity federation menggunakan SAML 2.0, IAM Identity Center menyediakan manajemen akses terpusat untuk semua akun AWS.

CEX perlu memastikan kepatuhan terhadap standar keamanan AWS melalui implementasi AWS Foundational Security Best Practices dan CIS AWS Foundations Benchmark. AWS Security Hub mengotomatisasi pemeriksaan keamanan dan mengkonsolidasi temuan dari berbagai layanan AWS. Security Hub memberikan skor keamanan terintegrasi yang membantu tim mengidentifikasi dan mengatasi risiko keamanan dengan lebih efektif, sehingga menyederhanakan manajemen keamanan cloud secara keseluruhan.

AWS Security Hub menyediakan dashboard terpusat untuk memantau postur keamanan organisasi. Gambar berikut menunjukkan contoh implementasi framework NIST menggunakan Security Hub, mendemonstrasikan bagaimana layanan ini dapat membantu organisasi memenuhi standar keamanan yang ketat (referensi dari: Implementasi Keamanan Siber bagi BUMN di AWS).

NIST on Security Hub
Bisnis CEX membutuhkan keamanan yang ketat untuk melindungi aset pengguna dan mendeteksi ancaman secara proaktif. Amazon GuardDuty menyediakan deteksi ancaman otomatis 24/7 menggunakan machine learning untuk mengidentifikasi potensi serangan cyber dan malware. Integrasi GuardDuty dengan Amazon EventBridge, AWS Lambda, dan Security Hub memungkinkan respon otomatis untuk remediasi ancaman, integrasi sistem tiket, dan ekspor temuan ke SIEM eksternal. GuardDuty mendukung konfigurasi keamanan yang dapat disesuaikan, membantu mempertahankan postur keamanan yang kuat dan memenuhi kepatuhan regulasi.

Dalam menghadapi kompleksitas dan dinamika ancaman keamanan di bisnis CEX, kombinasi GuardDuty, IAM Identity Center, dan Security Hub menciptakan lapisan pertahanan yang komprehensif dan terintegrasi. Pelajari dan terapkan AWS Cloud Adoption Framework: Security Perspectives untuk mencapai tingkat keamanan yang lebih baik lagi.

Langkah 3: Tingkatkan kuota layanan

Layanan AWS dilengkapi dengan kuota default yang perlu ditinjau secara cermat sebelum memulai migrasi. Kuota ini merupakan batas maksimum untuk berbagai sumber daya layanan dan operasi API di akun AWS Anda. Anda dapat dengan mudah memeriksa kuota default dan saat ini melalui dashboard Service Quotas di AWS Management Console.

Manajemen kuota membutuhkan perencanaan awal dan tindakan proaktif. Proses persetujuan penambahan kuota dapat berlangsung selama beberapa menit hingga beberapa hari, dan jika permintaan kuota cukup besar maka akan membutuhkan waktu lebih lama. Ini sangat penting untuk workloads CEX Anda, di mana kapasitas layanan secara langsung mempengaruhi operasi bisnis.

Dengan memahami dan mengelola kuota layanan di awal tahap perencanaan, Anda dapat memastikan penyediaan sumber daya yang lancar selama migrasi dan menghindari kendala tak terduga yang dapat mempengaruhi jadwal migrasi atau kemampuan operasional Anda.

Langkah 4: Rencanakan rincian implementasi migrasi

Rencana yang konkrit dapat membantu tim Anda memahami hal apa yang perlu dilakukan, kapan melakukannya, dan berapa lama waktu yang dibutuhkan. Ini membuat migrasi lebih mudah untuk dilacak dan memastikan tidak ada hal penting yang terlewatkan.

Berikut adalah keputusan teknis utama dan perencanaan detail yang harus dibuat:

  1. Pilih cara memindahkan server Anda – buat server baru dan pindahkan aplikasi secara manual atau gunakan AWS Application Migration Service (AWS MGN).
  2. Pilih cara untuk memindahkan database Anda – gunakan ekspor-impor atau AWS Database Migration Service (AWS DMS).
  3. Jika mengubah jenis database, gunakan AWS Schema Conversion Tool (AWS SCT) untuk membantu perencanaan usaha yang diperlukan dalam perubahan database.
  4. Pilih cara memindahkan file – download-upload atau gunakan AWS DataSync.
  5. Jika menggunakan Kubernetes, periksa perubahan apa yang diperlukan file template Kubernetes Anda.
  6. Rencanakan perubahan pipeline CI/CD untuk deployment workload di akun AWS yang tepat, sesuai dengan struktur organisasi yang Anda rancang sebelumnya.
  7. Rencanakan perubahan kode yang diperlukan agar aplikasi dapat bekerja dengan layanan AWS (sebagai contoh perubahan kode dari penggunaan SDK penyedia cloud sebelumnya ke SDK AWS).
  8. Rencanakan perubahan kode infrastruktur dari penyedia cloud sebelumnya ke opsi yang compatible dengan AWS.

Beberapa kegiatan di atas dapat dilakukan secara paralel, namun ada yang harus dilakukan secara sekuensial. Rencana yang jelas dan terperinci akan membantu tim Anda bekerja sama dengan lebih baik selama migrasi.

Langkah 5: Uji rencana migrasi Anda dengan PoC (Proof of Concept)

Sebelum memulai migrasi penuh, sebaiknya jalankan PoC untuk memeriksa apakah rencana Anda akan berjalan dengan baik. Berikut adalah area utama untuk diuji:

  1. Migrasi virtual machine – Uji apakah AWS MGN dapat memindahkan server Anda ke AWS dengan benar. Meskipun AWS MGN mendukung banyak sistem operasi, Anda mungkin menghadapi masalah dengan akses SSH atau perubahan identitas server. Menemukan masalah ini lebih awal membantu Anda memperbaikinya sebelum migrasi sebenarnya dimulai. Jika instance Amazon EC2 berbasis Linux Anda tidak dapat diakses, gunakan EC2Rescue untuk mengatasi masalah tersebut.
  2. Migrasi database – Pindahkan sebagian kecil database Anda dengan AWS DMS. Ini membantu Anda memeriksa apakah perlu membuat perubahan terhadap database sumber sebelum melakukan migrasi. Ini juga dapat memvalidasi bahwa migrasi data berhasil dalam skenario migrasi database antar versi yang berbeda. Selama PoC, pre-migration assessments dapat dijalankan untuk membantu mengidentifikasi masalah yang dapat mencegah migrasi berjalan seperti yang diharapkan. Jika selama migrasi Anda mengubah jenis database, uji konversi skema dengan AWS SCT.
  3. Transaction Hot Path Testing – Pastikan kecepatan pemrosesan transaksi tetap optimal apabila migrasi ke AWS. Lakukan pengujian alur order – mulai dari order diterima melalui inbound API, proses matching order, eksekusi order, hingga data sampai ke end user. Pastikan waktu pemrosesan transaksi dan transfer data memenuhi standar performa yang dibutuhkan. Pengujian di awal membantu mengidentifikasi masalah sebelum proses migrasi yang sebenarnya dimulai. Jika hal ini terlalu kompleks untuk dilakukan dalam tahap PoC, jadikan sebagai prioritas tertinggi ketika end-to-end integration test.
  4. Kinerja multi-cloud – Periksa apakah aplikasi Anda berfungsi dengan baik ketika beberapa bagian berada di AWS sementara yang lain masih di penyedia cloud sebelumnya. Ini penting karena peningkatan latensi jaringan antara cloud yang berbeda dapat memengaruhi pengalaman pengguna Anda. Pilih komponen dari workload CEX Anda untuk dipindahkan ke AWS dan lakukan pengujian latensi dengan komponen lain yang masih di penyedia cloud lainnya. Ukur latensi yang terjadi antar komponen yang terintegrasi. Alternatifnya, lakukan ekstrapolasi peningkatan latensi menggunakan data latensi jaringan yang diukur melalui utilitas seperti ping.
  5. Perubahan kode – Lakukan perubahan minimum pada kode aplikasi Anda untuk menguji apakah aplikasi bekerja dengan layanan AWS. Misalnya, ubah kode Anda agar penyimpanan file tetap berfungsi dengan Amazon S3. Lakukan juga PoC untuk mengubah sebagian pipeline CI/CD dan kode infrastruktur agar berfungsi dengan baik di lingkungan AWS. Pertimbangkan untuk menggunakan Amazon Q Developer untuk membantu memigrasi, menguji, dan meninjau kode Anda.
  6. Upgrade AWS Support Plans Anda ke Business Support – Ini memberi Anda akses cepat ke tim support AWS jika Anda memerlukan bantuan untuk memecahkan masalah apa pun terkait AWS selama PoC.

Pengujian awal ini membantu Anda menemukan dan memperbaiki masalah sebelum melakukan migrasi yang sebenarnya. Ini juga membantu tim Anda mempelajari dan membiasakan diri dengan layanan AWS sebelum melakukan migrasi.

Langkah 6: Tinjau Lisensi Pihak Ketiga untuk Migrasi AWS

Sebelum migrasi ke AWS, Anda perlu memeriksa semua lisensi perangkat lunak pihak ketiga Anda dengan cermat. Beberapa vendor software mengikat lisensi mereka ke penyedia cloud tertentu, yang berarti lisensi Anda mungkin tidak berfungsi setelah pindah ke AWS. Untuk menghindari masalah selama migrasi, hubungi vendor software Anda lebih awal untuk memahami persyaratan lisensi Anda dan membuat perubahan atau pembelian lisensi yang diperlukan sebelum memulai proses migrasi.

Praktik terbaik eksekusi migrasi ke AWS

Migrasi CEX membutuhkan pengalaman aktual yang telah terbukti untuk memastikan transisi yang sukses. Best practice ini, diambil dari implementasi nyata dengan CEX di Indonesia, membantu Anda melindungi data sensitif, menjaga kinerja, dan meminimalisir gangguan selama migrasi.

  1. Daily Progress Monitoring – Lakukan pertemuan harian singkat dengan tim Anda untuk memeriksa kemajuan dan menyelesaikan masalah dengan cepat. Ini membantu menjaga migrasi tetap pada jalurnya dan memungkinkan Anda memperbaiki masalah sebelum menjadi masalah yang lebih besar.
  2. Secure data transfer – CEX menangani data sensitif yang membutuhkan perlindungan. Gunakan AWS Site-to-Site VPN atau AWS Direct Connect untuk menciptakan koneksi yang aman saat memindahkan data Anda ke AWS. Layanan migrasi AWS seperti AWS MGN, AWS DMS, dan AWS DataSync semuanya berfungsi dengan baik menggunakan VPN.
  3. Gunakan AWS migration tools – Buat migrasi Anda lebih cepat dengan menggunakan layanan AWS yang dirancang untuk tujuan migrasi ini. Pindahkan virtual machine Anda dengan AWS MGN, transfer database dengan AWS DMS, dan sinkronkan file Anda dengan AWS DataSync. Untuk workload container di Kubernetes, Anda dapat menggunakan pipeline CI/CD yang diperbarui untuk melakukan deployment ke Amazon EKS.
  4. Pengaturan database – Ingat bahwa AWS DMS tidak secara otomatis memigrasikan semua hal terkait database. Anda perlu menyinkronkan beberapa objek database secara manual seperti function, stored procedure, dan index. Langkah ini penting agar aplikasi berfungsi dengan baik.
  5. Dapatkan bantuan – Jika Anda menghadapi masalah teknis yang tidak dapat Anda selesaikan, hubungi AWS Support. Banyak yang tidak mengetahui bahwa AWS Support dapat membantu mengatasi masalah migrasi, terutama ketika menangani masalah implementasi yang yang tidak sesuai dengan dokumentasi AWS.

Mengikuti best practice di atas dapat membantu Anda mengurangi risiko dan memastikan kelancaran transisi migrasi CEX ke AWS. Dengan berfokus pada keamanan, menggunakan layanan yang tepat, dan melakukan monitoring terhadap eksekusi, Anda dapat melakukan migrasi yang sukses.

Pengujian sebelum peralihan akhir ke AWS

Setelah menyelesaikan eksekusi migrasi, pengujian yang baik membantu memeriksa apakah workloads CEX Anda berfungsi dengan baik di AWS. Pengujian menunjukkan apakah sistem Anda bekerja dengan benar dan berjalan seperti sebelumnya. Rencana pengujian Anda harus mencakup unit test, functional test, end-to-end integration test, load test, dan performance test.

Menyiapkan lingkungan pengujian dengan data yang tepat penting supaya pengujian dapat berjalan dengan baik. Anda tidak ingin mencampur data production yang masih direplikasi ke AWS secara berkelanjutan dengan data pengujian.

AWS MGN menawarkan fitur launching test instance sebelum cutover. Untuk pengujian database, Amazon Aurora atau Amazon RDS Blue/Green Deployment memungkinkan Anda membuat instance terpisah untuk pengujian sambil menjaga agar data production tidak tercampur dengan data pengujian. Aplikasi berbasis kontainer di Amazon EKS atau Amazon ECS dapat diuji dengan melakukan deployment menggunakan pipeline CI/CD yang menargetkan lingkungan pengujian. Untuk pengujian menggunakan data yang disimpan pada object storage, Anda dapat membuat bucket Amazon S3 baru dan menyalin file yang diperlukan dari production dan melakukan pengujian dengan bucket khusus untuk pengujian tersebut.

Mencatat informasi hasil testing sangat membantu melacak progress. Simpan catatan tentang apa yang Anda uji dan apa yang Anda temukan. Perbaiki masalah yang Anda temukan sebelum pindah ke langkah berikutnya.

Setelah memvalidasi sistem bekerja dengan benar, jalankan tes failover untuk komponen penting sistem Anda seperti prosedur point-in-time recovery di database dan failover database ke replica di Availability Zone berbeda.

Peralihan akhir setelah migrasi ke AWS

Setelah pengujian selesai dan Anda menetapkan tanggal untuk go-live, saatnya untuk mengalihkan workloads CEX Anda ke AWS. Proses ini, yang biasa disebut cutover, membutuhkan perencanaan yang cermat agar layanan Anda tetap berjalan lancar. Berikut adalah langkah-langkah kunci yang harus diikuti:

  1. Periksa sinkronisasi database – Pastikan database di penyedia cloud sebelumnya dan database di AWS sync dengan sempurna. Gunakan Amazon CloudWatch untuk memeriksa metrik AWS DMS dan memverifikasi data terbaru sudah sampai ke database di AWS.
  2. Verifikasi file penyimpanan – Bandingkan file antara object storage lama dan baru. Gunakan CloudWatch untuk memeriksa metrik AWS DataSync dan menghitung file untuk memastikan tidak ada file yang hilang.
  3. Periksa data server – Untuk virtual machine yang menggunakan AWS MGN, perhatikan metrik CloudWatch MGN untuk memastikan semua data tersalin dan sync dengan VM di penyedia cloud sebelumnya.
  4. Perbarui pengaturan CI/CD – Arahkan pipeline CI/CD ke AWS, bukan penyedia cloud sebelumnya.
  5. Ubah pengaturan konektivitas – Perbarui DNS record dan pengaturan sistem untuk mengarah ke AWS. Ini termasuk alamat load balancer dan detail koneksi database.
  6. Miliki rencana cadangan – Siapkan sistem lama Anda jika Anda perlu beralih kembali dengan cepat.
  7. Hemat waktu dengan persiapan – Siapkan bagian workload CEX Anda yang tidak bergantung pada data (stateless) terlebih dahulu. Ini akan membuat pekerjaan Anda lebih sedikit dan cepat saat proses final switch.

Migrasi ke AWS berhasil saat Anda mempersiapkan diri dengan baik. Periksa setiap langkah dengan hati-hati. Rencana cadangan membuat Anda tetap tenang jika sesuatu yang tidak terduga terjadi. Ingatlah bahwa perencanaan yang baik membuat peralihan lebih mudah dan lebih aman untuk workloads CEX Anda. Pengguna Anda akan mengalami downtime minimal apabila proses dilakukan dengan hati-hati dan sesuai langkah yang kami jelaskan sebelumnya.

Langkah selanjutnya setelah migrasi ke AWS

Migrasi ke AWS hanyalah permulaan. Sekarang Anda perlu memastikan aplikasi CEX Anda terus berjalan dengan baik. Pemantauan yang baik dan pembersihan pasca-migrasi membantu sistem Anda tetap sehat dan hemat biaya. Berikut adalah hal-hal yang harus ditangani:

  1. Siapkan Amazon CloudWatch untuk mengawasi sistem Anda dan mengirim peringatan jika terjadi masalah.
  2. Hapus sistem dan akun lama dari penyedia sebelumnya yang tidak Anda gunakan lagi.
  3. Hapus layanan migrasi seperti AWS DMS, AWS MGN, dan AWS DataSync setelah Anda selesai menggunakannya.
  4. Perbarui dokumen sistem Anda dengan informasi baru yang berkaitan dengan AWS.
  5. Perhatikan biaya AWS Anda dan terus optimisasi biaya. AWS menyediakan cost optimization hub untuk membantu Anda.
  6. Gunakan AWS Support Business Plan, untuk mendapatkan bantuan dengan cepat.

Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, workloads CEX Anda dapat berjalan lebih baik di AWS. Pemantauan berkelanjutan yang baik memungkinkan Anda menemukan dan memperbaiki masalah lebih awal.

Kesimpulan

Memindahkan workload CEX ke AWS membutuhkan perencanaan dan langkah yang cermat. Dalam panduan ini kami membahas bagaimana Anda dapat melakukannya dengan aman dan baik. Kami membagikan apa yang kami pelajari dari membantu banyak CEX untuk melakukan migrasi ke AWS.

Perencanaan yang baik membuat perbedaan besar dalam migrasi ke AWS. Mulailah dengan merancang sistem Anda dengan baik dan menyiapkan akun AWS dengan cara yang benar. Periksa kuota AWS lebih awal dan lakukan PoC sebelum melakukan migrasi. Gunakan beberapa layanan dari AWS untuk membantu memindahkan data dan workload Anda dengan aman. Luangkan waktu untuk menguji semua bagian sistem Anda sebelum melakukan peralihan akhir.

AWS memberikan dasar yang kuat agar bisnis centralized crypto exhanges dapat tumbuh dan melakukan inovasi. Layanan dan fitur dari AWS dapat membantu Anda untuk menjalankan CEX yang aman dan cepat. Karena perdagangan kripto terus berkembang, AWS juga membantu Anda untuk terus berkembang dan berinovasi sesuai dengan pertumbuhan bisnis Anda.

Bagian berikutnya dari seri ini akan membahas lebih detail mengenai studi kasus dari migrasi bisnis CEX di Indonesia. Untuk mempelajari lebih lanjut tentang bagaimana AWS dapat membantu Anda membangun dan mengimplementasikan platform CEX yang aman dan dapat diskalakan, kunjungi halaman AWS Web3 atau hubungi tim AWS. Jangan lupa untuk mengikuti blog AWS Indonesia untuk mendapatkan update terbaru tentang seri artikel ini dan informasi bermanfaat lainnya seputar cloud computing.

Agung Sidharta

Agung Sidharta

Agung Sidharta is a Startups Solutions Architect who loves to work with customers solving their problems. In his spare time, he enjoys traveling, reading IT-related materials, and walking in the surrounding environment with his family and little dog

Angga Pradikta

Angga Pradikta

As a Solutions Architect at AWS, Angga helps customers navigate their cloud journey by designing and implementing secure, scalable, and cost-effective solutions.